Pada uji kedua , tim yang dikomandani oleh Cesar Payovich Perez (Uruguay) pada sabtu (7/8) kembali bertanding melawan timnas Chile yang sangat disegani dan berisi pemain terbaik dari berbagai klub di Chile, termasuk pemain Colo-Colo yang merupakan tim kebanggaan Chile. Uji coba kedua ini dimenangkan oleh timnas Chile 3-1. Satu-satunya gol Tim SAD Indonesia adalah hasil eksekusi penalti Syamsir Alam pada babak pertama. Dalam lawatan ini Tim Garuda mengalami sekali kalah dan sekali menang melawan tim Chile.
Kehadiran Tim SAD Indonesia di Chile mendapat dukungan penuh dari KBRI Santiago. Dalam pertandingan uji kedua dengan timnas Chile, KUAI KBRI Santiago dan seluruh diplomat serta WNI yang ada di Santiago, dengan “sedikit narsis” (termasuk saya tentunya), membawa bendera merah putih menyaksikan pertandingan ini dan menyemangati para pemain.
Pelatih Cesar dan Timnya Saat berlaga dengan Timnas Chile
Ada rasa bangga dan haru melihat permainan anak SAD Indonesia, yang menurut sang pelatih, diambil dari berbagi daerah di Indonesia, dalam teriakan saat berlaga dilapangan memang jelas terdengar ada “dialeg medok” dari satu daerah. Tentu saja no problema. Permainan yang ditunjukan Anak SADI adalah permainan keren yang ketat dengan duel duel tingkat tinggi, disamping sangat sportif bila dibandingkan dengan permainan timnas Chile yang agak kasar.
Dalam percakapan dengan pelatih Cesar dan timnya (CEO, dokter, pelatih fisik dan asisten pelatih) disebutkan bahwa Tim SAD Indonesia berkeinginan uji coba pertandingan dengan timnas Argentina, namun kesulitan memperoleh visa. Masih menurut sang pelatih, setelah uji coba ini anak-anak SAD Indonesia akan kembali ke Uruguay untuk berlatih guna bertanding di Torneo De Honor Uruguay. SAD Indonesia saat ini berada pada posisi keempat klasemen Torneo De Honor dan berpeluang untuk masuk ke peringkat diatasnya, karena sedikitnya masih ada dua pertandingan lagi yang harus diikuti. Anak anak SAD Indonesia dilatih di Uruguay sekitar tiga tahun, disamping itu mereka juga belajar disekolah seperti umumnya anak-anak lain yang juga bersekolah.
Latihan fisik di jeda berlaga Pelatih Cesar dan WNI di Chile
Hal menarik yang dicermati dari percakapan dengan Cesar adalah, kepedulian dan semangatnya terhadap dunia sepakbola Indonesia. Dengan sangat bersemangat Cesar berkata : ” Indonesia sangat berpotensi melahirkan pemain sepakbola terbaik bila ada program yang jelas dari mereka yang bertanggung jawab, untuk unggul dalam sepakbola tidak bisa disulap alias abrakadabra tapi perlu program yang jelas, lihat saja Chile sepuluh tahun lalu sepakbola tidak ada gaung di Chile, tapi sekarang mereka tim yang diperhitungkan”. Dengan semangat Cesar menambahkan : “Saya dan tim hanya bekerja mengajari mereka, setelah itu terserah Indonesia, sangat disayangkan apabila bibit-bibit ini setelah tiga atau empat tahun belajar di Uruguay, kembali pulang tanpa perhatian siapapun” .
Tiap kalimat yang diucap Cesar, buat saya sungguh sangat memukul, malu dan membuat sedih. Apalagi yang ngomong itu benderanya bukan merah putih, seolah Cesar ingin berkata : “urusin tuh sepak bolamu”. Ah, tapi Cesar mungkin benar, kita dianggap gak urusin sepak bola kita. Bila Cesar dengan Timnya yang notabene orang asing dan melatih anak Indonesia dan dalam jiwanya telah menyatu dengan anak didiknya, pun mengobarkan semangat didada anak anak garuda merah putih itu, apakah Indonesia punya alasan untuk tidak memperhatikan dunia olahraga, khususnya sepakbola ? No way…., yuk kita dukung putera putera garuda muda yang ingin terbang tinggi mengharumkan Indonesia.
Vamos SAD Indonesia! Siempre te apoyaremos! Love you all…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar