
Tim SAD Indonesia mengawali pertandingan dengan permainan bola – bola panjang yang membosankan. Beberapa kesalahan yang dilakukan oleh lini belakang membuat para penyerang Juventud mudah sekali menembus pertahanan yang digalang oleh Reffa Money dkk.
Saat pertandingan baru memasuki menit ke-3, Juventud telah berhasil unggul 1-0. Selang dua menit kemudian, gawang Alwi kembali bergetar untuk kedua kalinya sehingga skor berubah menjadi 2-0. Gol kedua tersebut tercipta setelah Alwi gagal menangkap bola dengan sempurna hasil tendangan pemain lawan dari luar kotak penalti.
“Dua gol cepat ini membuat para pemain SAD Indonesia semakin tertekan. Bahkan hingga menit ke-15, mereka seperti kebingungan dan selalu lamban dalam bereaksi. Mungkin hal ini disebabkan oleh over-confident usai kemenangan di laga perdana, “ kata Roberto Regis Milano, agen yang mengurusi tim SAD Indonesia di Uruguay.
Harapan untuk perubahan yang lebih baik terlihat di menit ke-16. Sebuah umpan panjang yang dikirim rekannya, berhasil dikontrol dengan sempurna oleh Syamsir Alam. Dengan skill individu istimewanya, Syamsir mendribel bola melewati pemain bertahan lawan dan dengan tenang berhasil membobol gawang Juventud untuk memperkecil kedudukan menjadi 1-2.
Namun, gol Syamsir tersebut belum berhasil mengangkat performa tim untuk mengejar ketertinggalan. Pada menit ke-20, tim Juventud kembali berhasil membobol gawang Indonesia melalui tendangan bebas. Bahkan, jelang babak pertama berakhir, kiper Alwi kembali harus memungut bola dari jalanya, setelah Juventus menambah keunggulan menjadi 4-1.
“ Kelemahan tim ini di babak pertama adalah terlalu banyak bermain dengan bola-bola panjang. Padahal pola seperti itu bisa dimentahkan dengan baik oleh pemain bertahan Juventud yang memiliki tinggi badan hampir mencapai 190 cm,” tutur Roberto.
Memasuki babak kedua, Cesar Payovich memasukkan tiga pemain baru, yakni Yandi, Faizal dan Ridwan. Indonesia pun bermain lebih baik dan tidak lagi membuat banyak kesalahan, terutama di lini belakang. Sayang, tidak banyak peluang untuk mencetak gol tercipta di babak kedua ini.
Sementara di kubu lawan, mereka juga melakukan beberapa pergantian dengan pemain yang lebih muda usianya (U16). Namun, hingga pertandingan usai, skor tetap tidak berubah 4-1 untuk kemenangan Juventud.
“ Tidak ada yang dikhawatirkan dari hasil ini. Dalam pertandingan sepakbola, menang dan kalah itu hal biasa. Yang terpenting adalah para pemain sudah mulai belajar bagaimana bermain dalam standar internasional,” kata Demis Djamaoeddin, Manajer Umum BTN, di Jakarta.
Beberapa jam setelah pertandingan tersebut, Demis memang langsung mengontak para pemain di Uruguay untuk memberikan dukungan moril. Ketika menang lawan Rampla Jr, Demis meminta kepada pemain untuk tidak terlalu gembira berlebihan. Kali ini pun, ia berharap pemain tidak terlalu larut dalam kekalahan. (asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar